SEBUAH KONSEP MANAJEMEN PEMASARAN GARAM
DI KABUPATEN JEPARA
(Ditulis Oleh : AHMAD SOFUAN, ST., MSi)
KONDISI HARGA
GARAM
Harga garam
biasanya naikturun tidak stabil. Yang umum terjadi adalah pada awal panen harga
cukup tinggi, pada saat panen raya harga jatuh, pada akhir panen harga cukup
tinggi dan pada saat musim hujan harga makin tinggi. Dari kesemuanya itu banyak
keluhan dari petambak garam bahwa mereka kebanyakan menikmati harga yang
rendah. Tidak stabilnya harga garam menjadikan tidak adanya kepastian
keuntungan dalam usaha garam. Agar harga garam bisa stabil harus ada langkah terobosan
untukpengendalian harga. Hal ini bisa dilakukan oleh BAPAK GARAM.
SIAPA BAPAK
GARAM ?
- Ø BAPAK GARAM adalah kita sendiri yang membentuk yaitu bersatunya petambak garam dan pedagang garam di Kabupaten Jepara.
- Ø Kalau kita mau berubah nasib AYO KITA BERSATU !!!
- Ø BAPAK GARAM dilahirkan oleh kita sendiri dengan kekuatan kita sendiri.
- Ø Ini bisa terwujud kalau ada kekompakan, kepercayaan dan niat yang tulus dari kita semua. Kalau mau bersatu InsyaAllah tidak ada yang berat dan apa yang kita cita-citakan akan terwujud.
- Ø BAPAK GARAM adalah Patungan Usaha antara petambak garam dan pedagang garam di Kabupaten Jepara. Usaha ini milik bersama bila ada keuntungan dinikmati bersama.
BAGAIMANA
CARANYA ?
- Ø Prinsipnya, garam masuk dan keluar melalui satu pintu dengan harga yang sama mulai dari awal panen hingga akhir panen bahkan setelah musim garam.
- Ø Petambak garam menjual hasil panen garamnya kepada Bapak GARAM dengan harga yang sama dari awal hingga akhir panen.
- Ø Pedagang garam membeli garam pada BAPAK GARAM dengan harga yang sama dari awal hingga akhir panen.
- Ø Selisih harga antara pedagang dan petambak merupakan keuntungan yang nantinya akan dinikmati bersama baik oleh petambak garam maupun pedagang garam.
- Ø Pedagang garam dari luar Jepara tidak boleh membeli langsung dari BAPAK GARAM. Bila ingin beli garam Jepara mereka harus membeli garam dari pedagang lokal Jepara.
UNTUNGNYA APA
?
Orang membuat
patungan usaha tentu ingin dapat untung. Dengan membentuk BAPAK GARAM kita
mendapatkan keuntungan sebagai berikut :
- 1. Harga Garam Stabil, ada kepastian usaha.
- 2. Produksi garam tercatat dengan jelas, membantu pemerintah membuat kebijakan.
- 3. Pedagang dan petambak mempunyai kedudukan yang setara dan saling menguntungkan.
- 4. Mendapatkan bagi hasil yang besar.
- 5. Mempercepat penerapan teknologi usaha garam.
- 6. Meningkatkan amal sholih.
Sungguh keuntungan yang sangat
positif, BAGAIMANA BISA TERWUJUD ?
Coba bayangkan dan renungkan hitungan
di bawah ini !!! :
- ü Petambak garam menjual garam ke BAPAK GARAM dengan harga seragam atau sama semua Rp 300 / Kg atau Rp 30.000 / Kuintal (harga terima di gudang).
- ü Pedagang garam membeli garam dari BAPAK GARAM dengan harga yang seragam juga yaitu Rp 400 / Kg atau Rp 40.000 / kuintal.
- ü Berarti ada selisih harga atau keuntungan BAPAK GARAM sebesar Rp 100 / Kg atau Rp 10.000 / kuintal.
- ü Produksi garam di Kabupaten Jepara Tahun 2012 sebesar 50.000 ton. Karena tahun 2012 musim kemaraunya panjang, untuk hitung-hitungan kita anggap produksi garam Jepara 40.000 ton saja, atau semua garam hasil petambak garam Jepara adalah sebanyak 40 juta Kilogram.
- ü Kalau semua garam jual belinya lewat BAPAK GARAM, maka BAPAK GARAM akan mendapatkan keuntungan Rp 4 Milyar dalam setahun (Rp 100 X 40 Juta Kilogram). Bagaimana, keuntungan yang luar biasa besarnya kan???
Lalu untuk siapa keuntungan sebesar
itu ??? Ya, untuk dinikmati bersama
petambak garam dan pedagang garam yang sama-sama memiliki patungan usaha ini.
Rp 4 Milyar tersebut dikurangi gaji karyawan, operasional kantor, transportasi
petugas, sisanya merupakan keuntungan bersih yang bisa dinikmati bersama sesuai
dengan besarnya iuran modal dalam patungan usaha BAPAK GARAM.
Dengan
keuntungan bersih yang diperoleh kita dapat menyisihkan 2,5 % nya untuk
berinfaq/sedekah. Misalnya kita anggap keuntungan bersihnya adalah 3 Milyar maka kita bisa bersedekah sebesar 75
Juta rupiah. Dengan uang sebesar ini kita bisa memberikan bea siswa untuk
siswa-siswa berprestasi dari anak petambak yang kurang mampu, bisa membantu
pembangunan masjid, jalan umum, meringankan beban ekonomi janda-janda tua dan
orang-orang yang kurang beruntung lainnya dan amal sholih lainnya. Siapa yang
mendapatkan pahala? Tentu kita semua yang memiliki BAPAK GARAM ini.
Dengan
keuntungan yang diperoleh itu kita bisa membuat program DOORPRIZE berupa pembagian 100 mesin slender setiap
tahunnya sehingga semua petambak garam nanti akan mendapatkan mesin slender
secara gratis, dalam waktu lima tahun. Ini berarti mempercepat penerapan
teknologi. Nanti, kalau ada teknologi baru lagi bisa dilakukan juga hal yang
serupa untuk penerapannya.
Dan yang lebih menggiurkan lagi dengan
modal 5 JUTA RUPIAH bisa dapat keuntungan 100 persen (HITUNGANNYA ADA DI BAWAH INI). Jadi… duit 5
juta bisa jadi 10 juta dalam waktu setahun. Rasanya kita belum pernah menemui
usaha halal dengan untung sebesar ini, ya kan???
BAGAIMANA
HITUNGANNYA ?
MODALNYA
BAGAIMANA ?
Coba kita
resapi makna peribahasa ini ;
BERSATU KITA
TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH.
RINGAN SAMA
DIJINJING BERAT SAMA DIPIKUL.
Sekali lagi,
Kalau kita bersatu maka cita-cita kita dapat terwujud.
Perhatikan
baik-baik perhitungan di bawah ini !!
Pergerakan harga garam secara umum
dapat kita gambarkan seperti ini .
Pada saat
harga garam tinggi (pada awal panen dan sesudah panen raya) usaha BAPAK GARAM
LANCAR karena setelah membeli garam dari petambak, langsung dibeli oleh
pedagang. Harga garam jatuh pada saat panen raya yaitu Bulan
Juli – September dengan perkiraan jumlah produksi pada bulan tersebut setengah dari total produksi garam. Jika total produksi garam sebanyak 40 juta Kg, maka pada bulan tersebut diperoleh hasil produksi sebanyak 20 Juta Kg. Jumlah produksi inilah yang harus dikendalikan manakala pedagang garam tidak sanggup membeli garam dengan harga yang sudah ditentukan karena permintaan garam kepada pedagang harganya rendah pada saat itu. Ini berarti BAPAK GARAM tetap terus membeli garam dari petambak garam tapi tidak bisa menjual. Dengan demikian keluar uang terus tetapi tidak ada pemasukan. Nah di sinilah perlunya modal.
Juli – September dengan perkiraan jumlah produksi pada bulan tersebut setengah dari total produksi garam. Jika total produksi garam sebanyak 40 juta Kg, maka pada bulan tersebut diperoleh hasil produksi sebanyak 20 Juta Kg. Jumlah produksi inilah yang harus dikendalikan manakala pedagang garam tidak sanggup membeli garam dengan harga yang sudah ditentukan karena permintaan garam kepada pedagang harganya rendah pada saat itu. Ini berarti BAPAK GARAM tetap terus membeli garam dari petambak garam tapi tidak bisa menjual. Dengan demikian keluar uang terus tetapi tidak ada pemasukan. Nah di sinilah perlunya modal.
Berapa modal yang dibutuhkan ? Jika harga garam dipatok Rp 300 / Kg, maka
modal yang dibutuhkan adalah Rp 300 x 20 Juta Kg = Rp 6 Milyar.
Wah, besar sekali……………… Bagaimana bisa
dapat uang sebesar itu?
Tenang…. Ingat pepatah arab MAN JADDA WA JADA artinya Kalo mau berusaha
Insya Allah Pasti Bisa. Tidak ada usaha mana mungkin bisa ? Betul - tidak?
Perhatikan baik-baik skenario
permodalan berikut ini !!!
- Ø Untuk memperoleh modal uang 6 Milyar rupiah akan dibuat atau dicetak saham sebanyak 6000 lembar dengan nilai per lembar sahan Rp 1 Juta yang akan djual ke petambak garam, ke pedagang garam dan khalayak umum yang berminat.
- Ø Untuk membentuk BAPAK GARAM harus ada Komendannya. Sebagai modal awal Pak Komendan beli saham 50 lembar.
- Ø Petambak garam sebanyak 500 orang masing-masing membeli 5 lembar saham.
- Ø Pedagang garam sebanyak 15 orang masing-masing membeli 20 lembar saham.
- Ø Sampai di sini saham telah terjual sebanyak 2.850 lembar saham, atau telah memperoleh modal 2,85 Milyar rupiah. DENGAN KEMAMPUAN SENDIRI KITA TELAH MEMILIKI MODAL YANG CUKUP BESAR.
- Ø Nah sisa saham sebanyak 3.150 lembar dijual kepada khalayak umum.
Apa yang membuat orang tertarik
membeli saham BAPAK GARAM ???
Kita tertarik
membeli saham kalau keuntungannya besar. Sekarang kita hitung berapa keuntungan
yang diperoleh per lembar sahamnya.
Dari selisih
harga jual sebesar Rp 100 per Kg maka dengan volume transaksi garam sebayak 40
Juta Kg akan medapatkan keuntungan sebesar Rp 4 Milyar. Dengan asumsi biaya
operasional maksimal 1 Milyar maka terdapat keuntungan bersih
Rp 3 Milyar. Jika saham yang dicetak sebanyak 6000 lembar maka nilai keuntungan per lembar saham adalah Rp 500.000,- ( Rp 3 Milyar : 6.000 lembar saham). Dengan modal per lembar saham Rp 1 Juta mendapatkan keuntungan Rp 500.000,-. Berarti setiap petambak garam pada akhir tahun akan mendapatkan bagi hasil sebear Rp 2,5 Juta, karena membeli 5 lembar saham.
Rp 3 Milyar. Jika saham yang dicetak sebanyak 6000 lembar maka nilai keuntungan per lembar saham adalah Rp 500.000,- ( Rp 3 Milyar : 6.000 lembar saham). Dengan modal per lembar saham Rp 1 Juta mendapatkan keuntungan Rp 500.000,-. Berarti setiap petambak garam pada akhir tahun akan mendapatkan bagi hasil sebear Rp 2,5 Juta, karena membeli 5 lembar saham.
LHO KOK CUMA SEGITU ??? KATANYA BISA
LEBIH BANYAK LAGI???
Baiklah,
sebelumnya diceritakan bisa dapat untung yang lebih besar, begini ceritanya.
Berdasarkan
hitungan sebelumnya, Modal yang bisa dikumpulkan dari Petambak dan Pedagang
adalah sebesar Rp 2,85 Milyar. Padahal untuk bisa mengamankan stok garam pada
saat panen raya adalah 6 Milyar. Hal ini bisa dilakukan dengan dukungan dari
para petambak garam. Transaksi pada bulan pertama dengan volume garam
10 Juta Kg dilakukan secara tunai, dengan keuntungan Rp 100 per Kg maka akan diperoleh uang tunai Rp 1 Milyar. Modal 6 Milyar akan dapat dicapai jika pada saat panen raya petambak dapat dibayar setengah dari nilai transaksi penjualan garamnya. Dengan demikian modal yang diperlukan hanya 3 Milyar. Dengan Modal awal 2,85 Milyar kemudian ditambah keuntungan 1 Milyar kemudian dikurangi biaya operasional maka modal tersebut sudah terpenuhi. Bagaimana, mudah kan???
10 Juta Kg dilakukan secara tunai, dengan keuntungan Rp 100 per Kg maka akan diperoleh uang tunai Rp 1 Milyar. Modal 6 Milyar akan dapat dicapai jika pada saat panen raya petambak dapat dibayar setengah dari nilai transaksi penjualan garamnya. Dengan demikian modal yang diperlukan hanya 3 Milyar. Dengan Modal awal 2,85 Milyar kemudian ditambah keuntungan 1 Milyar kemudian dikurangi biaya operasional maka modal tersebut sudah terpenuhi. Bagaimana, mudah kan???
Dengan demikian
keuntungan yang diperoleh nantinya akan dibagi dalam 2.850 lembar saham.
Maka
keuntungan yang diperoleh per lembar saham =
3 Milyar :
2.850 = Rp 1.052.631,58
Berapa bagian
keuntungan petambak garam per orangnya ?
5 lembar saham
X Rp 1.052.631,58 = Rp 5.263.157,9 (5,26
juta rupiah)
Berapa bagian
keuntungan pedagang per orangnya ?
20 lembar
saham X Rp 1.052.631,58 = Rp 21.052.631,6 (21 juta rupiah)
Tapi bagi
petambak garam modal 5 juta itu terasa berat. Jangan khawatir… kita buat
mekanisme pengumpulan modal dengan cara yang meringankan beban semua pihak.
Ceritanya ada di bawah ini.
SKENARIO
PENGUMPULAN MODAL
Kalo sudah
sepakat membentuk BAPAK GARAM maka sejak sekarang kita berniat yang baik.
Dengan diawali niat yang baik InsyaAllah membawa berkah. Kita rencanakan BAPAK
GARAM beroperasi pada musim garam Tahun 2014 dengan membeli garam petambak yang
dipanen mulai Bulan Juni 2014. Agar BAPAK GARAM bisa operasional maka modal
harus terkumpul pada Bulan April 2014, jadi kita punya waktu 8 bulan (Agustus –
April) untuk menabung hingga target modal kita terpenuhi. Petambak garam dan
pedagang garam menyetor uang modal ke rekening BAPAK GARAM di Bank sesuai
dengan jumlah modal yang disepakati. Setiap minggu dilaporkan perkembangannya
oleh komendan. Rekening tersebut ditandatangani oleh 3 orang yaitu komendan,
wakil petambak dan wakil pedagang. Hal ini untuk memberikan jaminan kepercayaan
bahwa uang tersebut tidak di bawa lari karena hanya bisa dicairkan dengan tanda
tangan ketiga orang tersebut. Petambak Garam menyetor modal tunai sebesar Rp 2
Juta Rupiah dalam waktu 8 bulan, sisa kekurangan modal sebesar Rp 3 Juta rupiah
disetor ke BAPAK GARAM dalam bentuk 10 ton garam yang bisa disetor secara
berangsur pada saat transaksi penjualan garam.
Pedagang garam
karena dianggap mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih kuat, maka target modal
20 juta rupiah harus terkumpul dalam waktu 8 bulan. Dengan demikian pada saat
mulai operasional, BAPAK GARAM telah memiliki modal 1,35 Milyar Rupiah yang
siap membeli garam hasil panen para petambak garam Jepara.
PENYEDIAAN
GUDANG
Untuk bisa
menyerap garam semua petambak garam Jepara tentu butuh gudang yang besar mampu
meyimpan garam yang sangat banyak. Waduh, butuh modal lagi….
Tenang…. Kita
bisa minta bantuan BUNG KUGAR. Mari kita semua berdoa agar PUGAR sesuai rencana
masih dilaksanakan sampai dengan Tahun 2014. Pada Tahun 2011 Bantuan PUGAR
sebesar Rp 900 Juta, Tahun 2012 sebesar 1,25 Milyar, Tahun 2013 sebesar 1
Milyar, Tahun 2014 berapa ? Kita anggap saja 900 Juta. Dengan dana 900 juta
tersebut kita bisa membangun gudang dengan kapasitas yang besar di 6 sentral
gudang tersebar di wilayah petambak garam. Nah, ada jalan keluar kan? Pokoknya
kalau kita kompak, berniat baik, berikhtiar sekuat tenaga Insya Allah selalu
ada jalan keluar atas persoalan yang kita hadapi dalam mencapai cita-cita
kita.
ATURAN MAIN
Aturan mainnya
sederhana saja.
Para petambak
garam hanya boleh menjual hasil produksinya kepada BAPAK GARAM.
Para pedagang
garam tidak boleh membeli garam kepada selain BAPAK GARAM kecuali BAPAK GARAM
tidak punya stok.
Kalo ada
pelanggaran harus ada sanksi.
TEKNIS
OPERASIONAL BAPAK GARAM
Dibahas
setelah konsep BAPAK GARAM DISETUJUI
DEMIKIAN USULAN KONSEP BAPAK GARAM, SEMOGA BISA
DIPAHAMI DAN SEKARANG INI ADALAH MOMEN YANG TEPAT UNTUK MEWUJUDKAN HAL
TERSEBUT. KESEMPATAN BELUM TENTU DATANG UNTUK KEDUA KALINYA. JIKA KESEMPATAN
INI TERLEWAT MAKA PELUANG UNTUK MENGUBAH NASIB USAHA GARAM JEPARA AKAN MENJADI
JAUH LEBIH KECIL.
SILAHKAN DOWNLOAD KONSEP BAPAK GARAM DISINI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar